Ayam Hutan, Gallus
Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Ayam hutan merupakan leluhur dari ayam kampung. Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilakunya sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, sexual dimorphism). Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam. Ukuran tubuh ayam hutan cenderung lebih kecil dibandingkan dengan ayam lainnya, gerakannya juga relatif lebih cepat dibanding ayam pada umumnya, hal ini dikarenakan sifat ayam hutan yang masih asli sesuai dengan kondisi sekitarnya yang liar.
Kebiasaan Ayam Hutan
Ayam hutan adalah pemakan segala, meskipun cenderung sebagai pemakan biji-bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk-pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya.
Burung ini biasanya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Tidur di atas ranting perdu atau semak, tidak terlalu jauh dari atas tanah. Pada musim bertelur, betina membuat sarang sederhana di atas tanah dan mengerami telurnya hingga menetas. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh induk betinanya.
Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan pandai terbang; tidak lama setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas.
Jenis-Jenis Ayam Hutan
- Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
Muka ayam ini berwarna merah dengan iris mata berwarna coklat. Jengger di kepala ayam hutan merah bergerigi dan bergelambir dengan warna yang juga merah. Ayam jantannya memiliki ukuran panjang badan sekitar 78 centimeter. Ayam betinanya mempunyai badan yang lebih kecil, sekitar 46 sentimeter panjangnya.
Bulu-bulu ayam hutan merah pada bagian leher, tengkuk, serta mantel berbentuk panjang meruncing dengan warna kuning coklat keemasan. Bulu pada punggung bercorak hijau hitam, dan warna bulu pada bagian dasar gelap mengkilap. Jumlah bulu ekor antara 14 sampai 16 helai, warnanya hijau metalik. Pada bulu ekor bagian tengah ukurannya lebih panjang serta melengkung ke bawah.
Kaki ayam hutan merah bercorak kelabu dan mempunyai satu taji pada tiap-tiap kaki ayam jantan. Sebaliknya, pada ayam betina kakinya tidak bertaji, warna bulunya dominan coklat tua kekuningan dengan garis serta bintik hitam.
2. Ayam Hutan Hijau
Selain ayam hutan merah, terdapat pula ayam hutan hijau yang bernama ilmiah Gallus varius. Ayam ini juga diyakini sebagai nenek moyang ayam peliharaan saat ini. Di berbagai tempat di Indonesia, ayam ini memiliki banyak sebutan seperti canghegar di Sunda, ayam alas di Jawa, ajem alas atau taratah di Madura. Dalam bahasa Inggris, ayam ini dikenal dengan nama Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl sesuai warna dan asalnya.
Ayam hutan hijau memiliki ukuran panjang 60 cm pada ayam jantan dan 42 cm pada ayam betina. berbeda dengan ayam hutan merah, ayam hutan hijau memiliki jengger yang tidak bergerigi. Jenggernya berbentuk membulat pada bagian tepi, berwarna merah dan kebiruan di bagian tengah.
Bulu pada leher, tengkuk dan mantel berwarna hijau mengkilap dengan tepi kehitaman seperti sisik ikan. Pinggul tertutupi oleh bulu-bulu panjang meruncing kuning keemasan dan pada bagian tengah berwarna hitam.
Bulu bagian bawah berwarna hitam dan ekornya berwarna hitam kehijauan mengkilap. Ayam hutan hijau betina tubuhnya berukuran lebih kecil, berwarna kuning kecoklatan, bergaris dan berbintik hitam.
3. Ayam Hutan Sailan/Sri Lanka (Gallus lafayetii)
Ayam hutan sailan/sri lanka ialah ayam endemik yang banyak tersebar di kawasan Sri Lanka. Panjang badan ayam jantan sekitar 72 cm, sedangkan ayam betina panjangnya sekitar 35 cm. Berat ayam jantan antara 790–1140 g, sedangkan betinanya sekitar 510–645 g. Kulit muka dan pial ayam ini berwarna merah terang. Keunikan ayam hutan ini jenggernya berwarna merah dengan bagian tengahnya berwarna kuning.
Ayam jantannya memiliki bulu tubuh berwarna merah atau jingga, sementara sayap dan ekornya berwarna dari ungu ke hitam. Bulu surainya berwarna keemasan dan memanjang turun dari kepala ke tulang belakang. Betinanya berbulu kusam berwarna cokelat dengan corak putih di bagian dada serta perut bagian bawah. Ini salah satu keunikan ayam hutan sailan betina, yang berguna untuk membantu kamuflase saat bersarang.
Manfaat Ayam Hutan
- Telur dan dagingnya sebagai sumber makanan
- Bulu ayam sebagai bahan kemoceng
- Sebagai hewan peliharaan
- Kotorannya sebagai pupuk
- Sebagai binatang percobaan untuk penelitian medis
Yuk Kita Bagikan Informasi Ini
http://npurealoevera.wordpress.com http://npurecactus.wordpress.com , ttps://pelembabalamihalal.wordpress.com http://grammostolarosea.wordpress.com, https://jualslinganakantarantulapemula.wordpress.com, https://jualtarantulapemula.wordpress.com https://tokotarantula.wordpress.com , https://grosirtarantula.home.blog https://tarantula.siterubix.com, http://tarantulaindonesia.com, http://mthi.web.id, http://kinergi.co.id